Semua Punya Alasan
Masuk sekolah impian merupakan mimpi setiap pelajar, termasuk saya. Saat masih di sekolah menengah pertama semua andai-andai saya tentang bersekolah di sekolah menengah atas impian saya sangatlah nyata. Dan saat di kelas 9 saya merasa mimpi saya itu sudah sangatlah dekat, hanya tinggal satu langkah saja dan saya sudah bisa menggapai mimpi saya. Tapi itu hanyalah andai-andai saya, keadaan berubah terbalik. Saya tidak berhasil masuk ke SMA impian saya, semua andai saya selama masa SMP buyar, semua rencana yang saya buat untuk masa SMA saya hilang.
Tuhan berkehendak lain, saya terpaksa bersekolah di sekolah yang bahkan sebelumnya saya tidak tahu. Sangat menyiksa awalnya, semua terasa berat. Sempat terpikir beberapa kali untuk pindah sekolah karena saya merasa sangat asing dengan semua hal baru itu. Hanya ada satu teman dekat yang saya kenal pada saat awal kelas 10, sering kali saya menangis setiap malamnya karena menyesali kenapa saya bisa masuk di sekolah saya sekarang ini.
Awalnya saya berpikir masa SMA saya tidak akan menyenangkan karena saat itu pandemi masih menjadi musuh untuk setiap orang, duduk berjam-jam di depan laptop sangatlah membuat jenuh, ditambah dengan kenyataan saya yang tidak berhasil masuk ke SMA impian saya. Beberapa kali merasa iri dengan teman teman saya yang bisa masuk di SMA impian mereka, merasa semuanya tidak adil, selalu menyalahkan diri sendiri. Nilai akademik saya pun sempat turun dan saya kehilangan kepercayaan diri saya.
Pelan-pelan saya beradaptasi dan coba menerima realita, berkenalan dengan semua teman baru yang saya tidak pernah terpikir sebelumnya. Memang tidak semuanya berhasil menjadi teman dekat saya, tapi saya bersyukur karena saya memiliki beberapa teman dekat. Saya bisa bilang jika tidak berteman dengan mereka mungkin saya sudah pindah dari sekolah ini. Awalnya kita hanya berkomunikasi lewat grup chat kami dan sesekali melakukan zoom meeting bersama.
Saat saya sudah mulai akrab dengan teman saya di SMA, keadaan juga membaik sekolah mulai membuka kembali sekolah tatap muka dan saya bertemu dengan teman teman saya. Saat itu saya sudah mulai merasa nyaman bersekolah di sekolah saya sekarang ini, tetapi tetap ada saja satu atau dua hal yang masih mengganjal.
Kenaikan kelas 11, saya memiliki ketakutan baru. Karena kelas diacak kembali saya takut saya tidak memiliki teman yang bisa akrab dengan saya. Tapi saya bersyukur saya masih sekelas dengan teman saya sejak SMP. Dan ternyata, saya bisa berbaur dan beradaptasi dengan semua teman baru saya. Dan di kelas 11 ini saya merasa masa SMA sangatlah menyenangkan. Di kelas 11 saya belajar banyak hal baru, saya bertemu teman baru yang sangatlah ajaib, saya sudah sangat jarang merasa iri dengan teman teman saya yang masuk sekolah impian mereka karena saya sudah merasakan apa yang mereka rasakan di sekolah mereka. Saya menjadi memiliki banyak teman bahkan tidak hanya dari IPS tetapi dari IPA pun saya memiliki teman.
Saya sangat bersyukur bisa kenal dan akrab dengan semua teman-teman saya sekarang. Saya merasa jika bukan karena mereka, masa SMA saya tidak akan semenyenangkan ini. Semua angan saya bisa terwujud. Yang awalnya saya merasa masa SMA saya tidak akan menyenangkan bisa menjadi menyenangkan.
Saya sudah bisa menerima kehendak Tuhan, mungkin saya tidak bisa menggapai mimpi saya yang ingin bersekolah di SMA impian saya. Tetapi saya bisa mendapatkan lingkungan pertemanan yang sangat baik. Mungkin Jika saya bersekolah di SMA impian saya pun saya tidak akan mendapat lingkungan pertemanan yang seperti ini.
Dan saya bisa mengerti kalau semua yang terjadi sekarang ini memiliki hikmahnya masing masing. Manusia memang punya rencana tapi Tuhan punya rencana yang lebih bagus untuk kita. (Raniya)
Komentar
Posting Komentar