Bantu Arahkan Potensi Siswa, SMA Plus PGRI Cibinong Kerja Sama Dengan Incipient Psychology Gelar Psikotes.
Geane Siskarani Yuanova, S.Psi, selaku guru BK di SMA Plus PGRI Cibinong menuturkan, psikotes merupakan ujian yang dirancang untuk mengukur aspek psikologis dan kepribadian, selain pengetahuan dan keterampilan teknis yang relevan. Dalam tes psikotes, siswa/i diberi berbagai pertanyaan dan skenario yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik mereka yang mungkin tidak terlihat.
“Tujuan dilaksanakannya tes psikotes untuk kelas 12 yang pertama mengetahui tes IQ siswa, lalu penjurusan setelah lulus dari SMA, serta minat bakat siswa yang kedua manfaat psikotes jadi manfaatnya siswa bisa melihat atau mengukur kemampuan diri mereka, potensi mereka, dan bisa nanti mengembangkan arah mereka mau ke mana sesuai dengan hasil psikotesnya,” ujarnya, Kemarin.
Hal senada diungkapkan, Nisa Merdekawati, S.Psi. Menurutnya, dari tes ini kita dapat mengetahui tingkat kecerdasan dan memetakan bakat dan minat siswa, sehingga nantinya dapat lebih mudah mengarahkan dan mengembangkan prestasi siswa sesuai dengan bakat yang dimiliki. “Selain itu, hasil psikotes dapat membantu guru dalam menyesuaikan model pembelajaran sesuai karakter siswa, serta membantu orang tua mengarahkan putra/putrinya sesuai dengan cita- cita, bakat dan potensi yang dipetakan,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Dessy Syahniar, M.Psi dari Incipient psychology mengaku sudah bekerjasama dengan SMA Plus PGRI Cibinong selama 8 tahun. Ia menjelaskan, tujuan dari psikotes ini adalah untuk mencari tau dan membantu siswa kelas XII menemukan gambaran profil kepribadiannya seperti apa dan secara apa. Baik dari attitude secara kemampuan kognitif dan IQ nya berapa dan juga gambaran aspek-aspek kepribadian seperti bersosialisasi, daya tahan stress, dan juga berkomunikasi, termasuk juga menentukan jurusan dan universitasnya.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan, banyak manfaat yang bisa didapat melalui psikotes, baik untuk sekolah, para guru, siswa, maupun para orang tua. Untuk sekolah, misalnya, test ini membantu terutama pada guru BK dan siswa kelas XII bisa berkenalan dengan jurusan-jurusan, serta memberi feedback dan saran jika siswa ingin berkonsul tentang karier dengan gurunya.
“Misalnya bingung dengan mendaftarkan jurusannya apa, universitasnya apa dan guru nantinya bisa menyarankan universitas dan jurusan dan beasiswa,” tuturnya kepada Studentday Jurnalistik.
Sedangkan untuk orang tua, melalui hasil psikotes ini, mereka bisa mendapat gambaran anaknya punya keinginan ingin kuliah di mana dan punya minat di bidang apa. Untuk anaknya, dapat gambaran jurusan apa yang dinilai cocok untuk diri sendiri. Alatnya itu yang pasti mengukur kognitif atau intelegensi siswa dan gambaran tentang kepribadiannya. Sederhananya seperti sifat seseorang dan karakternya apa dan terus juga melihat minat di bidang apa.
“Karena kadang-kadang tidak semua orang tua mengikuti jurusan yang diminati anak. Setiap orang tua punya harapan dan harapannya dengan adanya hasil tes dari psikotes ini orang tua bisa mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki oleh anak,” ungkapnya.
Ditemui usai psikotest, Nadira Safitriana Putranto selaku siswi XII IPS Unggulan mengakui kegiatan seperti ini sangat bermanfaat. Menurutnya dengan adanya tes psikotes ini, Ia jadi tau kemampuan dirinya secara maksimal seperti apa, sampai batas mana, sehingga tidak bingung pada saat memilih jurusan di perguruan tinggi kelak.
“Sebenernya ngerjain soalnya sih ngga terlalu susah-susah amat yaa, cuma karena soalnya banyak, jadi butuh waktu agak lama. Next mungkin boleh sambil nyemil yaa biar gak bosen dan gak pusing juga hehe,” pungkasnya.
(Tim Liputan: Anggia/Farrin/Nabila/Nayyara/Ratu/Sativa/Savira/Tania/*Studentday Jurnalistik)
Komentar
Posting Komentar