Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

Sekadar Tips Ketika (Terpaksa) Belajar Daring

Pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Beberapa program pemerjntah telah ditetapkan, salah satunya adalah Pembelajaran Jarak Jauh. Mungkin ada sebagian orang menyukai salah satu program pemerintah ini, tapi tidak dengan saya. Dengan program daring ini, semua yang ingin dilakukan terbatas. Pelajaran pun terkadang hanya seperti angin lewat saja, alias tidak ada yang masuk kedalam otak. Biasanya beberapa guru terkadang seperti tidak tau waktu, yang seharusnya tidak ada jam kelasnya namun tugas tetap saja mengalir di luar jam kelasnya. Dan ini beberapa tips yang bisa dilakukan jika masih menetapkan program pembelajaran jarak jauh/daring: Pertama, pastikan jaringan bagus. Ini sih yang paling penting, kalau jaringan bagus dipastikan daring kalian lancar walaupun nanti saat ada zoom pasti ga akan lancar karna biasanya ada kuis dadakan. Kedua, tidur yang cukup. Kalau begadang dipastiin bakal tidur saat zoom atau buka aplikasi lain kaya scroll media sosial lain buat mengalih

Percaya Saja Tugas dari Guru Pasti Bermanfaat

Kalau memikirkan tentang sekolah pasti akan ikut terpikirkan juga tentang tugas sekolah yg menumpuk. Guru sering kali memberikan muridnya tugas yang pada akhirnya menjadi pekerjaan rumah(PR). Saking banyaknya, terkadang sebagian murid akan mengerjakan tugas tersebut dengan asal-asalan, katanya sih yang penting cepat selesai dan bisa leha-leha sesudahnya. Menurut kalian sebenarnya apa sih yang dipikirkan guru saat memberikan muridnya tugas? Salah satu guru saya pernah mengatakan, "tugas-tugas yang saya kasih akan membantu kalian untuk memahami materi. "Saya mencoba memahami perkataan beliau, karena pun sebelumnya saya sempat merasa bahwa tugas hanya sebuah beban bagi muridnya. Yang saya pahami, guru berharap bahwa dari tugas-tugas yang beliau berikan dapat membuat murid lebih dapat memahami materi yang diajarinya. Semakin kita berusaha mengerjakan tugas dengan baik, maka semakin baik juga pemahaman materi yang didapat. Sayangnya masih banyak sekali murid yang kurang peduli aka

Begini Rasanya Jadi Pelatih Beladiri

  Menjadi seorang pelatih itu sebetulnya bukan sebagian dari cita cita saya,  tapi ternyata bagian dari takdir saya. Sebetulnya tidak pernah terpikir  untuk bisa jadi seorang pelatih, karena saya pikir itu sulit.  Mau bagaimana lagi kan, jadi saya coba saja menjadi seorang pelatih.  Ternyata benar benar membuat saya speechless, ternyata begini ya jadi  seorang pelatih, lelah, rasa emosi yang masih belum sepenuh nya  tertahan, saat itu masih dengan kata “coba saja dulu”.  Semakin hari semakin banyak bertemu anak anak, semakin banyak  tingkah dan sifat mereka, dan kesabaran saya masih belum setebal buku  paket. Ada saja hal hal yang membuat ingin marah dan kesal, tapi ternyata  seru juga ya.  Mungkin kalau tidak karena pelatih saya, mana mungkin saya mau terjun  ke dunia pendidikan walaupun menjadi pelatih beladiri, tapikan sama saja  ya mendidik dan membimbing anak orang lain. Sebetulnya sampai saat ini  saya masih agak sulit untuk menjadi sabar tapi saya masih terus belajar.  Tapi mema

Semua Punya Alasan

Masuk sekolah impian merupakan mimpi setiap pelajar, termasuk saya. Saat masih di sekolah  menengah pertama semua andai-andai saya tentang bersekolah di sekolah menengah atas  impian saya sangatlah nyata. Dan saat di kelas 9 saya merasa mimpi saya itu sudah sangatlah  dekat, hanya tinggal satu langkah saja dan saya sudah bisa menggapai mimpi saya. Tapi itu  hanyalah andai-andai saya, keadaan berubah terbalik. Saya tidak berhasil masuk ke SMA impian  saya, semua andai saya selama masa SMP buyar, semua rencana yang saya buat untuk masa  SMA saya hilang.  Tuhan berkehendak lain, saya terpaksa bersekolah di sekolah yang bahkan sebelumnya saya  tidak tahu. Sangat menyiksa awalnya, semua terasa berat. Sempat terpikir beberapa kali untuk  pindah sekolah karena saya merasa sangat asing dengan semua hal baru itu. Hanya ada satu  teman dekat yang saya kenal pada saat awal kelas 10, sering kali saya menangis setiap  malamnya karena menyesali kenapa saya bisa masuk di sekolah saya sekarang ini.  A

Aku Dan Rasa Ego Ku

Pemikiran meresahkan ini selalu saja menjadi besar di dalam diri saya, sering kali saya berfikiran “ wajar ga sih mikir kaya gini ?”, “ gapapa ga ya kaya gini ?” fikiran- fikiran  itu selalu muncul tapi entah hanya saya atau orang lain juga  merasakan ini walaupun sudah tau kesalahnya sudah tau juga apa yang salah tapi tetap saja susah untuk berdamai dan menerima kesalahan itu, sulit  untuk bisa mengiyakan bahwa diri kita memang salah, memang benar kesalahan itu datang dari diri sendiri.  Rasa Egoisme yang sangat merugikan diri kita sendiri dan mungkin juga merugikan orang- orang di sekeliling kita tanpa kita menyadari nya, dan entah datang dari mana perasaan ini, entah apa yang bisa dilakukan jika sedang seperti ini, rasa nya seperti kesal sendiri. Entah mungkin karna merasa bahwa orang- orang di sekeliling akan bisa selalu menerima dan memahami pemikiran   diri kita yang seperti ini yang mungkin sebenarnya mereka tidak selalu bisa memahami kita tidak bisa selalu mengerti perasaan dan

Tetap Produktif Di Masa Pandemi

Pandemi mengharuskan kita untuk selalu di rumah, dan itu bukan sebuah masalah buatku. Aku sangat senang di rumah. Daring adalah salah satu solusi pendidikan di era pandemi. Menurutku daring telah menghemat banyak hal seperti biaya, waktu dan tenaga. Sangat sangat efektif. Karena biasanya kalo sekolah kan kita menghabiskan banyak tenaga sehingga pas sampai rumah kita sudah kehabisan tenaga. Lesu, lemas, lelah, letih, loyo dan jadi malas untuk ngerjain tugas dan belajar.  Nah dengan adanya daring ini aku merasa lebih produktif karena aku masih bisa menggunakan tenagaku untuk mengerjakan tugas dan belajar hal lain, seperti belajar bahasa inggris, menonton video motivasi yang menginspirasi, work out. Namun memang banyak yang tidak suka dengan daring ini karena kendala jaringan, ngantuk, bosan, ya memang ada masanya aku merasakan itu tapi aku masih bisa belajar sendiri karena masih mempunyai mood dan tenaga untuk belajar. Selain itu aku mempunyai waktu untuk menonton film dan sekadar berbin

Saat Terpaksa Bolos Jam Pelajaran

Bolos jam pelajaran, tentunya merupakan hal yang tidak asing di kalangan para pelajar sekolah.  Seringkali hal tersebut di cap sebagai perbuatan yang tercela, tidak baik dan tidak bisa dibiarkan,  ya memang benar begitu sih.   Akan tetapi, untuk bolos jam pelajaran juga pastinya memiliki alasan dan faktor bukan?  walaupun ujung-ujungnya hanya ada satu poin yang menonjol, yaitu “malas”.   Jangan salah, malas juga memili arti yang luas, contohnya malas karena guru yang menyebalkan,  malas harus dihukum karena lupa mengerjakan tugas, malas belajar karena pelajaran yang susah  atau alasan sekecil malas melihat guru juga merupakan sebuah faktor.   Bagi para pelajar yang baru mencoba bolos jam pelajaran, biasanya mereka tidak tahun hal apa  saja yang harus mereka lakukan dan harus mereka hindari yang mengharuskan mereka berakhir  di hukum oleh guru karena ketahuan bolos jam pelajaran.   Bukannya merasa sok, tapi bisa dikatakan saya cukup cerdik dalam hal-hal seperti ini, jadi disini  saya ak

Ketika Saya Kehilangan Rasa Percaya

Saya wanita biasa yang memiliki rasa seperti wanita pada umumnya. Memiliki mood yang kadang naik dan turun, perasaan yang tidak bisa dijelaskan sedang merasakan apa dan kenapa. Ditambah dengan trust issue yang sekarang menjalar di pikiran. Pikiran pikiran liar tentang hal hal yang bahkan tidak terjadi atau mungkin saja tidak akan pernah terjadi menjadi beban yang sangat berat setiap hari nya.  Hal hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata, entah bingung merangkai katanya atau memang ingin dipendam saja semuanya sendiri. Memiliki trauma akan masa lalu yang buruk, hingga menghantui sampai sekarang. Berusaha untuk bangkit tapi saya rasa itu memerlukan waktu, ingin rasanya keluar dari zona seperti ini, atau seharusnya kejadian itu tidak terjadi agar saya tidak menjadi overthingker seperti sekarang.  Sulit rasanya untuk mempercayai orang-orang terdekat seperti teman, atau pasangan. Pikiran jahat terlalu sering datang hingga membuat diri menjadi sering menangis. Menangis setiap malam, seti

Jangan Takut Untuk Sendiri

Kata orang, semakin besar kita maka semakin sedikit jumlah teman atau semakin kecil lingungan  pertemanan. Dulunya aku tidak percaya dengan kalimat itu, emang kaya gitu ya? Tanyaku pada  saat itu. Namun, sekarang aku merasakan apa arti dari kalimat tersebut. Semakin besar dan  semakin dewasa, lingkungan pertemanan semakin mengecil. Banyak sekali orang yang datang  dan pergi, lebih banyak yang pergi tentunya. Entah karena ada suatu masalah atau hanya karena  merasa sudah tidak ada kecocokan lagi antara aku dengannya.   Saat kenal dan dekat dengan seseorang, pasti berbeda dengan saat pertama kali mengenalnya.  Semakin lama berteman maka semakin paham bagaimana sifat dan karakter asli dari setiap  teman. Setiap orang tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda, mau baik ataupun buruk.  Beberapa orang memunclkan karakter aslinya ketika merasa dirinya sudah merasa dekat dengan  orang tertentu. Padahal tanpa ia sadari karakternya belum tentu dapat diterima dengan baik oleh  temannya.  Saat

Mensyukuri Hal-Hal Yang Sudah Terjadi

Dulu saya sangat tidak ingin sekolah di tempat saya bersekolah sekarang. Alasannya kenapa ? Mungkin alasan yang saya sampikan ini cukup sepele untuk sebagian orang tetapi menurut saya tidak. Yo tidak apa apa toh, setiap orang punya pemikirannya sendiri-sendiri.  Alasannya adalah karna saya tidak ingin satu sekolah dengan abang saya. pasti banyak yang mikir “hah kenapa?” “Bukannya malah enak ya punya abang yang satu sekolah ?” Jawabannya simple sih karna dari Bimba-SMP (dan sekarang 1 SMA juga akhirnya) saya di satu sekolah yang sama dengan abang saya. Sampai di SD tidak ada masalah dengan saya yang satu sekolah dengan abang saya.  Dan di SMP semuanya berubah…. Jeng jeng jeng jeng, di SMP dulu saya cukup mengenal banyak kakak kelas karena memang ada yang satu SD dan teman abang saya. Dan karena hal itu lumayan banyak teman abang saya yang iseng memanggil-manggil saya ya hanya untuk sekedar menyapa saja karna dulu saat smp saya sedikit pendiam kalau berada di lingkungan sosial (diluar ci

Kalian Itu Berharga

Sebagian dari kalian mungkin merasakan overthinking yang berlebihan terhadap diri kalian sendiri. Seperti halnya dengan merasa kalau diri kita itu paling buruk dibanding yang lain, beranggapan bahwa 'kok aku bisa ya punya teman padahal muka aku biasa aja' itu merupakan pemikiran yang harus banget untuk kita hindari. Sejujurnya saya merupakan orang yang suka sekali overthinking, terutama tentang hal yang dimiliki diri sendiri. Merasa kalau saya ga secantik itu untuk bisa punya teman, merasa kalau body saya ga sesempurna mereka. Padahal nyatanya saya tidak sebodoh itu, saya masih punya kemampuan, skill yang bisa mengimbangi ketidaksempurnaan saya.  Ternyata menjadi cantik bukanlah solusi yang paling baik untuk bahagia dan merasa diri kita itu sempurna. Banyak skill dan kemampuan yang bisa kamu kembangkan untuk menjadi lebih baik tanpa adanya pemikiran bahwa yang cantiklah yang terbaik, yang cantiklah yang sempurna. Dan pada dasarnya kita akan cantik di mata orang yang tepat dan b

People Pleaser

Sebagai manusia tentunya kita mengalami beragam macam emosi di dalam diri kita, seperti energi positif yaitu seperti bahagia, cinta, rasa bangga dan banyak lainnya. Selain positif, ada pun beberapa contoh dari emosi negatif seperti kemarahan, kebencian, dan juga kesepian.  Saya, kamu, kita semua pun sama-sama manusia yang bisa merasakan semua rasa emosi tersebut, terutama emosi negatif yang terkadang saya sendiri pun sulit mengontrolnya, terlebih ketika itu merujuk kepada hal-hal sensitif dan juga personal.  Selama hampir 17 tahun saya hidup, saya mengalami hal-hal yang menurut saya sudah cukup banyak saya lewati terutama hal-hal yang membuat emosi negatif saya membuncah. Seperti salah satu contohnya adalah ketika sedang mengerjakan tugas berkelompok, mungkin saya pada saat itu bukan hari baik saya, jadi, saya mendapatkan anggota-anggota kelompok yang kurang mengenakkan hati dan berakhir dengan saya yang mengerjakan semua tugas yang seharusnya menjadi tanggunan kelompok berpindah jalur

Ketika Emosi Mengaturmu

Emosi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Ketika kita bahagia, kita tertawa terbahak bahak. Ketika kita sedih, kita mungkin marah dan badmood tanpa henti. Namun, kadang-kadang, emosi dapat mengatur kita, bukan sebaliknya.  Saya sering menemukan diri saya terjebak dalam situasi di mana saya kehilangan kendali atas emosi saya. Saya mungkin marah pada orang yang tidak bersalah, atau merasa sedih tanpa alasan yang jelas. Namun, saya belajar bahwa mengontrol emosi itu penting, terutama dalam situasi yang memerlukan kepala dingin.  Mengontrol emosi dapat menjadi sulit terutama jika kita berada dalam situasi yang membuat kita merasa terlalu emosional. Sebagai contoh, ketika saya diberi tahu bahwa saya harus memberikan presentasi penting di depan audiens besar, saya merasa gugup dan takut. Saya merasa emosi saya mulai mengambil alih pikiran saya dan membuat saya kehilangan fokus.  Untungnya, saya belajar beberapa cara untuk mengontrol emosi saya dan tetap tenang di dalam situasi yan

Dirimu Dulu, Baru Orang Lain.

Teman adalah seseorang yang mengambil sekira nya 75% waktu dari kehidupan remaja, gimana enggak?  sekolah saja udah menyita waktu kita hampir 8 jam sehari, belum kalau ada kerja kelompok, ngerjain  tugas bareng, main ke rumah si A, si B, si C, belum jika ada acara perayaan hari lahir seseorang,  terbayang kan seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk sekelompok “teman”?  Jenis teman pun, nyatanya ada variasi nya, teman yang akrab sekali, akrab sekedarnya, ada yang sekedar  kenal, ada yang cuma tau nama, ada yang ketemu setiap hari, ketemu seminggu sekali, ada yang cuma  berbincang saat hari raya, ada yang sekedar reply story instagram untuk mengucapkan HBD.  Kebayang kan seberapa banyak sifat orang yang terpapar di kehidupan kita, seberapa banyak ideologi  individu lain yang bisa kita lihat, dengar, dan rasakan sendiri?  Sebagian orang mendahulukan pemikiran orang lain untuk memasuki dan mempengaruhi jalan pikir nya  sendiri, saya termasuk kedalamnya.  Hampir seumur hidup saya, sa